Teruntuk Engkau Guru Baru

Beberapa waktu yang lalu ada sahabat yang curhat, merasa kesulitan dalam mengkondisikan kelas. Ya, tantangan seorang pendidik bukan penyampaian materi karena materi sudah dipelajari lebih dulu di bangku perkuliahan, namun lebih kepada pengkondisian kelas. Dan bisa jadi, pengkondisian tiap sekolah bahkan tiap kelas berbeda. Lalu kira-kira apa saja yang dapat kita antisipasi?
Pertama, ketika peserta didik adalah peserta didik baru yang masih peralihan dari pendidikan sebelumnya, hal yang sering kita rasakan pasti kesal, jengkel... Ternyata eh ternyata, adaptasi memang butuh waktu. Kita tidak bisa buru-buru mengatakan mereka seperti anak kecil, kok ndak paham-paham, dan sebagainya. Sabar, Bu, Pak. Beri waktu maksimal dua bulan untuk mereka beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sambil terus diingatkan.
Kedua, ketika ada peserta didik yang bolos dari kelas kita bukan bolos sekolah lho. Ya harus introspeksi, mungkin cara mengajar kita yang salah. Selanjutnya, kenali peserta didik lewat wali kelas, bagaimana kesehariannya, latar belakangnya. Pabila perlu, minta tolong dengan wali kelas atau guru BK untuk membantu mengingatkan.
Ketiga, ketika ada peserta didik yang tidak memperhatikan saat pembelajaran. Alasannya bisa macam-macam, ada yang tidur, ada yang nonton film, dan sebagainya. Pada intinya, peserta didik bosan. Setelah saya ikut kelas public speaking, ada pernyataan dari pembicara bahwa agar omongan kita didengarkan, kita harus bisa membuat audiens merasa dihargai keberadaannya. Seperti Bung Karno yang setiap pidato mempresensi rakyatnya dari petani sampai pengusaha. Buatlah peserta didik merasa dihargai keberadaannya di kelas, diawali dari presensi di awal pelajaran, atau tanya jawab yang melibatkan semua peserta didik. Atau kalau benar-benar ngantuk, beri waktu 15 menit untuk istirahat. Karena tombo ngantuk ya cuma turu. Tapi dengan kesepakatan tertentu setelah bangun, misalnya bangun dengan keadaan harus lebih fresh atau nilai di mapel tersebut harus seratus.
Keempat, ketika peserta didik tersebut berada di luar batas kemanusiaan seorang guru :D Lakukan pendekatan dengan melakukan pembicaraan yang ringan secara personal seputar pacar, cita-cita, hobi, saudara, orang tua.. Kalau secara klasikal, skak pakai kelemahannya. Yang paling ribut, pegang dulu sebelum pembelajaran. Diajari bulik gini "Eh yang ribut di belakang.. Jualan baksonya udah laku belum?"
Kelima, bersabar, santai. Semua akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Toh, kita juga harus adaptasi kan? Nggak hanya peserta didik baru saja :) Tetap berusaha membuat mereka nyaman namun segan. Nggak gampang memang, tapi kita pasti bisa kan? :)
(salam dari bu guru)

0 komentar:

Posting Komentar